Muhammad Agus Salim menjadi korban penyiraman air keras yang dilakukan oleh bawahannya, Aji atau dikenal juga dengan inisial JJS, pada tanggal 1 September 2024 di Jalan Nusa Indah, Duri Kosambi, Cengkareng, Jakarta Barat. Berikut adalah kronologi kejadian berdasarkan informasi yang tersedia:
Latar Belakang Konflik: Agus Salim dan Aji bekerja di sebuah kafe di Cipondoh, Tangerang. Konflik antara keduanya bermula dari teguran Agus kepada Aji karena kesalahan dalam pekerjaan, terutama terkait dengan pencatatan pesanan pelanggan. Aji merasa tersinggung dan sakit hati karena sering dimarahi oleh Agus.
Peristiwa Penyiraman: Pada malam kejadian, Agus sedang mengendarai sepeda motor bersama istrinya pulang kerja ketika Aji, yang sudah mempersiapkan air keras, mengikuti mereka dari belakang. Aji kemudian mendekati Agus dan menyiram air keras ke wajahnya, yang mengenai mata Agus, menyebabkan luka bakar parah dan kebutaan.
Tangkapan Pelaku: Aji ditangkap oleh polisi beberapa hari setelah kejadian, tepatnya pada tanggal 3 September 2024. Polisi mengungkapkan bahwa Aji membeli air keras secara daring dan merencanakan tindakan tersebut karena rasa sakit hati terhadap Agus.
Pengobatan dan Donasi: Agus dirawat di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) setelah insiden tersebut. Selanjutnya, kasus ini menjadi viral, dan Agus meminta bantuan melalui YouTuber Pratiwi Noviyanthi untuk menggalang donasi untuk pengobatan matanya. Donasi yang terkumpul mencapai Rp1,5 miliar.
Dugaan Penyelewengan Donasi: Namun, terjadi kontroversi ketika timbul dugaan bahwa Agus menyalahgunakan dana donasi tersebut untuk kepentingan pribadi dan membagikannya kepada keluarganya, bukan untuk pengobatan matanya. Hal ini memicu petisi online yang meminta Agus mengembalikan uang donasi dan menyebabkan Agus melaporkan Novi atas tuduhan pencemaran nama baik.
Kondisi Terkini: Terakhir diketahui, Agus mengalami kerusakan parah pada mata dan tubuhnya, dengan 90% tubuhnya mengalami luka bakar. Ada juga informasi terbaru yang menyatakan bahwa Agus mengaku bisa melihat lagi dengan satu matanya.
Kronologi ini didasarkan pada berbagai sumber yang tersedia, termasuk liputan media dan unggahan di platform sosial.
