Surah 28, Ayat 3 dari Al-Quran (Surah Al-Qasas, ayat 3) dalam bahasa Arab beserta terjemahannya
adalah sebagai berikut:
Teks Arab:
نَتْلُو عَلَيْكَ مِنْ نَبَإِ مُوسَىٰ وَفِرْعَوْنَ بِالْحَقِّ لِقَوْمٍ يُؤْمِنُونَ
Terjemahan (Bahasa Indonesia):
“Kami bacakan kepadamu sebagian dari kisah Musa dan Fir’aun dengan benar, untuk kaum yang beriman.”
Penjelasan Singkat:
Ayat ini merupakan bagian dari pembukaan Surah Al-Qasas, yang berfokus pada kisah Nabi Musa dan Fir’aun. Allah menyatakan bahwa kisah ini disampaikan kepada Nabi Muhammad SAW dengan kebenaran sebagai pelajaran dan peringatan, khususnya bagi orang-orang yang memiliki iman. Kisah Musa dan Fir’aun yang akan diuraikan dalam surah ini mencakup perjuangan melawan kezaliman, mukjizat-mukjizat Allah, dan kemenangan kebenaran atas kebatilan. Ayat ini menegaskan bahwa cerita tersebut bukan sekadar dongeng, melainkan wahyu yang penuh hikmah. Jika Anda ingin konteks lebih lanjut, silakan beri tahu saya!
Surah 12, Ayat 50 dari Al-Quran (Surah Yusuf, ayat 50) dalam bahasa Arab beserta terjemahannya
adalah sebagai berikut:
Teks Arab:
وَقَالَ الْمَلِكُ ائْتُونِي بِهِ ۖ فَلَمَّا جَاءَهُ الرَّسُولُ قَالَ ارْجِعْ إِلَىٰ رَبِّكَ فَاسْأَلْهُ مَا بَالُ النِّسْوَةِ اللَّاتِي قَطَّعْنَ أَيْدِيَهُنَّ ۚ إِنَّ رَبِّي بِكَيْدِهِنَّ عَلِيمٌ
Terjemahan (Bahasa Indonesia):
“Dan raja berkata, ‘Bawalah dia (Yusuf) kepadaku.’ Maka ketika utusan itu datang kepadanya, Yusuf berkata, ‘Kembalilah kepada tuanmu dan tanyakan kepadanya, bagaimana keadaan wanita-wanita yang telah melukai tangan mereka? Sesungguhnya Tuhanku Maha Mengetahui tipu daya mereka.'”
Penjelasan Singkat:
Ayat ini merupakan bagian dari kisah Nabi Yusuf. Setelah Yusuf menafsirkan mimpi raja saat masih di penjara, raja memerintahkan agar Yusuf dibawa ke hadapannya. Namun, Yusuf tidak langsung pergi. Ia meminta utusan raja untuk menanyakan tentang peristiwa wanita-wanita yang terpesona oleh ketampanannya hingga tanpa sadar melukai tangan mereka (sebuah kejadian sebelumnya dalam kisah ini). Yusuf ingin membersihkan namanya dari tuduhan palsu sebelum meninggalkan penjara, menunjukkan kebijaksanaan dan keimanan kepada Allah yang Maha Mengetahui segala rencana. Jika Anda ingin konteks lebih lanjut, silakan beri tahu saya!
Surah 50, Ayat 12 dari Al-Quran (Surah Qaf, ayat 12) dalam bahasa Arab beserta terjemahannya
adalah sebagai berikut:
Teks Arab:
كَذَّبَتْ قَبْلَهُمْ قَوْمُ نُوحٍ وَأَصْحَابُ الرَّسِّ وَثَمُودُ
Terjemahan (Bahasa Indonesia):
“Telah mendustakan (kebenaran) sebelum mereka, kaum Nuh, dan penduduk Rass, serta (kaum) Tsamud.”
Penjelasan Singkat:
Ayat ini menyebutkan beberapa kaum di masa lalu yang menolak ajaran para nabi mereka. Kaum Nuh adalah umat Nabi Nuh yang tenggelam dalam banjir besar karena keingkaran mereka. Penduduk Rass (Aṣḥāb ar-Rass) adalah kelompok yang kurang jelas identitasnya dalam sejarah, tetapi disebutkan sebagai kaum yang juga mendustakan utusan Allah. Kaum Tsamud adalah suku kuno di Arab yang menolak Nabi Salih dan akhirnya dihancurkan oleh azab. Ayat ini menjadi peringatan tentang akibat dari menolak kebenaran. Jika Anda ingin penjelasan lebih lanjut, silakan beri tahu saya!
Azab Allah kepada Kaum Tsamud Umat Nabi Shalih
Dalam Al-Quran, azab yang menimpa kaum Tsamud karena mereka menolak ajaran para nabi yang diutus kepada mereka. Berikut penjelasan singkat masing-masing:
Azab Kaum Tsamud
Kaum Tsamud adalah suku kuno yang hidup di wilayah Al-Hijr (sekarang di Arab Saudi) setelah masa Nabi Hud dan kaum ‘Ad. Allah mengutus Nabi Salih kepada mereka untuk menyembah Allah saja dan meninggalkan penyembahan berhala.
Kaum Tsamud dikenal sebagai masyarakat yang mahir membangun rumah-rumah di gunung dan memiliki peradaban maju. Sebagai tanda mukjizat, Nabi Salih diberi seekor unta betina ajaib yang keluar dari batu atas perintah Allah. Namun, kaum Tsamud menolak ajakan Nabi Salih dan bahkan membunuh unta tersebut sebagai bentuk penentangan.
Azab yang Menimpa:
Allah menurunkan azab berupa suara keras (sayhah) yang mengguncang bumi, disertai gempa dahsyat. Dalam Surah Al-Hijr (15:83-84) disebutkan bahwa mereka dihancurkan oleh suara yang mengerikan di pagi hari, sehingga mereka mati seketika dan peradaban mereka runtuh. Rumah-rumah yang mereka bangun di gunung tidak lagi berguna bagi mereka.
Azab Umat Nabi Nuh
Umat Nabi Nuh adalah kaum yang hidup jauh sebelum Tsamud, di masa awal sejarah manusia. Nabi Nuh diutus untuk mengajak mereka menyembah Allah dan meninggalkan penyembahan berhala. Namun, selama ratusan tahun dakwahnya, hanya sedikit yang beriman, sementara mayoritas menolak dan menghina Nabi Nuh. Mereka terus tenggelam dalam kekafiran dan dosa.
Azab yang Menimpa:
Allah memerintahkan Nabi Nuh untuk membangun bahtera (kapal), dan setelah selesai, azab berupa banjir besar (tufan) diturunkan. Air meluap dari bumi dan langit secara bersamaan, menenggelamkan seluruh kaum yang ingkar.
Dalam Surah Hud (11:40-44), digambarkan bagaimana banjir itu menghancurkan semua yang tidak berada di bahtera, termasuk Anak Nabi Nuh sendiri yang menolak ikut. Hanya Nabi Nuh dan pengikutnya yang selamat.
Kesamaan dan Perbedaan
Kesamaan: Kedua kaum ini sama-sama mendustakan nabi mereka dan menolak kebenaran, sehingga mendapat azab dari Allah sebagai peringatan bagi umat manusia.
Perbedaan: Azab kaum Tsamud berupa suara keras dan gempa, sedangkan umat Nabi Nuh dihancurkan oleh banjir besar. Waktu dan lokasi kejadian juga berbeda, dengan Nabi Nuh hidup jauh lebih awal dalam sejarah.
Kedua kisah ini sering disebut dalam Al-Quran, seperti pada Surah Qaf (50:12), untuk mengingatkan manusia agar tidak mengulangi kesalahan yang sama.