Berdasarkan informasi yang tersedia dari berbagai sumber pada tanggal 27 Agustus 2024, kerusuhan yang terjadi di Semarang mengakibatkan sejumlah korban. Berikut adalah ringkasan dari informasi yang ada:
Jumlah Korban: Ada sekitar 33 mahasiswa yang mengalami luka dan memerlukan perawatan di rumah sakit. Mereka dirawat di beberapa fasilitas kesehatan seperti RS Roemani, RSUP Kariadi, dan RS Hermina Pandanaran Semarang.
Luka yang diderita bervariasi, termasuk sesak napas akibat gas air mata, serangan jantung, hingga luka di kepala.
Keterlibatan Pelajar: Selain mahasiswa, ada juga pelajar SMK yang terlibat dalam kerusuhan. Diketahui bahwa 22 pelajar SMK ditahan oleh pihak kepolisian, dan ada rencana untuk memanggil orang tua mereka.
Tindakan Kepolisian: Polisi menggunakan gas air mata untuk membubarkan demonstrasi, yang menyebabkan banyak korban mengalami sesak napas. Ada juga laporan tentang kekerasan fisik dari pihak kepolisian terhadap peserta demo, termasuk pelajar yang tidak ikut serta dalam aksi.
Reaksi Publik: Di media sosial, terutama X, terdapat berbagai reaksi dari warga yang menyayangkan tindakan represif polisi dan menuntut pertanggungjawaban atau perubahan dalam penanganan demonstrasi.
Lokasi dan Waktu: Kerusuhan ini terjadi di depan Kantor DPRD Semarang pada tanggal 26 Agustus 2024, berakhir ricuh dengan demonstran berlindung hingga ke dalam sebuah mall.
Informasi ini menunjukkan adanya keprihatinan publik terhadap cara penanganan demonstrasi oleh pihak berwenang, dengan banyak pihak menuntut agar tindakan represif dikurangi atau dihentikan. Demonstrasi ini juga melibatkan berbagai lapisan masyarakat, termasuk pelajar yang seharusnya tidak terlibat dalam bentrokan.