Awal mulanya cuma sariawan kecil, tetapi nyatanya tumor ini terus menjadi membengkak serta menutupi mulut Jehan.
Di umur yang baru tiba 5 bulan, Jehan cuma dapat menangis buat mengkomunikasikan rasa sakit yang dialami. Bukan cuma sakit, Jehan juga kesusahan buat minum ASI sebab Tumor Ameloblastoma sebesar bola pingpong yang hinggap di mulutnya makin hari makin membengkak.
Dikala sariawan tidak kunjung sembuh, orang tuanya juga sontak membawanya ke rumah sakit terdekat di Jambi, tetapi nyatanya rumah sakit tersebut tidak dapat menanggulangi penyakit Jehan sampai wajib dirujuk ke rumah sakit di Kota Padang.
Supaya dapat sembuh, Jehan wajib lekas menempuh chemotherapy. Bila terus dibiarkan tanpa penyembuhan, tumornya bisa berganti jadi ganas serta menyebar ke kelenjar getah bening ataupun paru- paru.
Orang tuanya juga kebimbangan dengan kasus bayaran, sebab Jehan lahir dari keluarga serba terbatas. Bapaknya bekerja selaku buruh kebun karet di Jambi dengan pemasukan rata- rata 70 ribu per hari. Duit tersebut juga tentu habis digunakan buat membiayai makan tiap hari istri, ketiga anaknya, serta pula ibunya.