Indonesia memiliki banyak pahlawan wanita yang berjuang untuk kemerdekaan, pendidikan, kesetaraan gender, dan kemajuan sosial.
Berikut adalah beberapa pahlawan wanita Indonesia yang dikenal luas, termasuk R.A. Kartini:
1. R.A. Kartini (1879–1904)
Kontribusi: Tokoh emansipasi wanita yang memperjuangkan hak pendidikan dan kesetaraan gender bagi perempuan Indonesia di era kolonial Belanda. Melalui surat-suratnya kepada sahabat Belanda, yang diterbitkan dalam Habis Gelap Terbitlah Terang, Kartini menyuarakan pentingnya pendidikan bagi perempuan dan mendirikan sekolah untuk anak perempuan.
Warisan: Hari Kartini diperingati setiap 21 April. Ia diakui sebagai Pahlawan Nasional pada 1964.
Kaitan dengan Film: Film Kartini (2017) menggambarkan perjuangannya melawan tradisi feodal dan patriarki.
2. Cut Nyak Dhien (1848–1908)
Kontribusi: Pahlawan dari Aceh yang memimpin perlawanan terhadap Belanda dalam Perang Aceh setelah suaminya, Teuku Ibrahim, gugur. Ia memimpin pasukan gerilya dengan strategi cerdas dan tidak pernah menyerah meski hidup dalam pelarian.
Warisan: Diakui sebagai Pahlawan Nasional pada 1964. Kisahnya diabadikan dalam film Cut Nyak Dhien (1988).
Fakta Menarik: Meski ditangkap dan diasingkan ke Sumedang, semangatnya terus menginspirasi rakyat Aceh.
3. Cut Meutia (1870–1910)
Kontribusi: Pahlawan Aceh lainnya yang berjuang melawan Belanda. Setelah suaminya gugur, ia memimpin pasukan gerilya dan bertempur hingga akhir hidupnya dalam baku tembak di hutan Alue Kurieng.
Warisan: Diakui sebagai Pahlawan Nasional pada 1964. Namanya diabadikan dalam berbagai monumen dan jalan di Indonesia.
4. Maria Walanda Maramis (1872–1924)
Kontribusi: Tokoh emansipasi dari Minahasa, Sulawesi Utara, yang memperjuangkan pendidikan dan keterampilan bagi perempuan. Ia mendirikan organisasi PIKAT (Percintaan Ibu Kepada Anak Turunan) untuk mengajarkan keterampilan rumah tangga dan ekonomi kepada perempuan.
Warisan: Diakui sebagai Pahlawan Nasional pada 1969. Hari lahirnya, 1 Desember, diperingati sebagai Hari Ibu di Sulawesi Utara.
5. Dewi Sartika (1884–1947)
Kontribusi: Pahlawan pendidikan dari Jawa Barat yang mendirikan Sekolah Istri pada 1904, sekolah pertama untuk perempuan di Bandung. Ia fokus pada pendidikan akademik dan keterampilan praktis bagi perempuan pribumi.
Warisan: Diakui sebagai Pahlawan Nasional pada 1966. Sekolahnya menjadi cikal bakal pendidikan modern bagi perempuan di Indonesia.
6. Nyai Ahmad Dahlan (1872–1946)
Kontribusi: Pendiri Aisyiyah, sayap perempuan Muhammadiyah, yang berfokus pada pendidikan, kesehatan, dan pemberdayaan perempuan. Ia juga aktif dalam pergerakan anti-kolonial bersama suaminya, K.H. Ahmad Dahlan.
Warisan: Diakui sebagai Pahlawan Nasional pada 1971. Aisyiyah tetap menjadi organisasi perempuan terkemuka di Indonesia.
7. Martha Christina Tiahahu (1800–1818)
Kontribusi: Pahlawan muda dari Maluku yang ikut berjuang melawan Belanda dalam Perang Pattimura. Meski masih remaja, ia bertempur bersama ayahnya dan rakyat Maluku, bahkan menolak menyerah setelah ditangkap.
Warisan: Diakui sebagai Pahlawan Nasional pada 1969. Kisahnya menjadi simbol keberanian generasi muda.
8. Fatmawati (1923–1980)
Kontribusi: Istri Presiden Soekarno yang menjahit bendera Merah Putih pertama yang dikibarkan saat Proklamasi Kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945. Ia juga aktif dalam perjuangan kemerdekaan dan organisasi perempuan.
Warisan: Diakui sebagai Pahlawan Nasional pada 2000. Bendera pusaka karyanya menjadi simbol nasionalisme.
9. Siti Hartinah (Tien Soeharto) (1923–1996)
Kontribusi: Meski lebih dikenal sebagai istri Presiden Soeharto, ia aktif dalam kegiatan sosial dan pemberdayaan perempuan melalui organisasi seperti Dharma Wanita dan PKK (Pembinaan Kesejahteraan Keluarga).
Warisan: Diakui sebagai Pahlawan Nasional pada 1996, meski beberapa pihak mempertanyakan status ini karena asosiasi dengan Orde Baru.
10. Raden Ajeng Sukesi (1893–1970)
Kontribusi: Tokoh pergerakan wanita dari Bali yang memperjuangkan pendidikan dan kesetaraan melalui organisasi Putri Bali. Ia juga aktif dalam perjuangan melawan Belanda di Bali.
Warisan: Diakui sebagai pahlawan lokal yang menginspirasi perempuan Bali.
Konteks dan Warisan
Pahlawan wanita Indonesia ini berjuang dalam berbagai bidang—dari kemiliteran, pendidikan, hingga sosial—di tengah keterbatasan zaman kolonial dan patriarki. Banyak di antara mereka yang menginspirasi gerakan emansipasi modern, seperti yang digambarkan dalam film Kartini. Kisah mereka juga sering diangkat dalam film, buku, dan peringatan hari nasional untuk mengedukasi generasi muda.