Bahagianya Tukang Parkir di Kupang Putrinya Lulus Seleksi Polri

Frans Lopo (52) tak bisa menyembunyikan kebahagiaannya setelah mengetahui putrinya Valen Ayenty Lopo (18) menjadi salah satu peserta seleksi bintara Polri untuk pendidikan gelombang I TA 2023. Tukang parkir ini mulai merasakan buah manis dari perjuangan menyekolahkan anak-anaknya.

Saat pengumuman kelulusan bintara Polri Panda Polda NTT, Sabtu (2/7), Valen Ayenty Lopo menjadi salah satu peserta yang lulus. Namun dia tidak terpilih karena Polri tidak menerima peserta perempuan dari jalur Bintara Kompetensi Khusus (Bakomsus) logistik.

Valen yang hadir mengikuti pengumuman kelulusan terpaksa pulang dengan hati sedih. Remaja ini bingung menyampaikan hasil pengumuman itu ke orang tuanya.

Begitu berjumpa dengan ayahnya Frans Lopo dan ibunya Yuliana Ninef, Valen makin galau. Namun ia dikuatkan kedua kakaknya, Juana Fitrini Lopo dan Marlin Lopo.

Menyadari kegalauan anak ketiganya, Frans kemudian meminta Valen untuk berdoa bersama sebelum menyampaikan hasil. Pria ini juga menguatkan istri dan kelima anaknya untuk menerima apa pun hasilnya.

Setelah berdoa, Valen memeluk ibunya sambil menangis, lalu menyampaikan bahwa ia tidak terpilih meski menjadi peserta yang lulus.

Frans berusaha menghibur anaknya sambil memberikan motivasi agar ikut lagi pada seleksi tahun 2023. Valen mengiyakan saran ayah dan ibunya, karena dia juga baru pertama kali ikut seleksi pascatamat dari jurusan akuntansi SMKN 6 Kupang tahun 2022.

Sepekan kemudian, Frans dan Valen kaget karena mendapat kabar dari Bagian Dalpers Biro SDM Polda NTT soal penambahan kuota Bakomsus logistik. NTT kebagian satu orang Polwan.

Valen merupakan satu-satunya Polwan dari jalur Bakomsus logistik. Dia terpilih menjadi peserta didik gelombang I TA 2023 di Sepolwan Ciputat Jakarta.

Keluarga menyambut kabar ini dengan sukacita. Frans mengaku mendapat informasi sepulang dari gereja kemarin. Setelah mendapat kabar ia kembali mengajak istri dan anak-anak berdoa, untuk mensyukuri kelulusan Valen.

Juru Parkir 30 Tahun

Frans Lopo merupakan juru parkir sebuah toko kue di Kota Kupang. Sejak tahun 1992, pria asal Desa Oeleu, Kecamatan Toianas, Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS) ini menjadi tukang parkir di depan toko itu.

Datang dari kampung halaman pada tahun 1990, Frans bekerja sebagai kondektur mobil toko bangunan. Dia kemudian pindah bekerja ke sebuah toko mebel.

Tahun 1992, Frans beralih profesi jadi tukang parkir. Setelah menikahi Yuliana Ninef, mereka tinggal di RT 01/RW 01, Kelurahan Oesapa Barat, Kecamatan Kelapa Lima, Kota Kupang.

Pendapatannya menjadi tukang parkir disisihkan untuk kebutuhan rumah tangga dan biaya sekolah kelima buat hatinya.

Putri sulungnya bernama Juana Fitriani Lopo sedang kuliah di jurusan PGSD FKIP Undana. Anak kedua bernama Marlin Lopo merupakan mahasiswi jurusan administrasi negara FISIP Undana.

Sementara anak ketiganya, Valen langsung mengikuti tes Polwan pascatamat dari SMKN 6 Kupang. Anak keempat masih di bangku SMA dan anak kelima masih di bangku Sekolah Dasar.

Pendapatan Tidak Menentu

Setiap pagi hingga petang, Frans menjalankan aktivitas sebagai juru parkir. Pendapatan dari juru parkir pun tidak menentu, antara Rp50.000 hingga Rp100.000 per hari.

Setiap hari Frans diberi target setoran dari Dinas Perhubungan Kota Kupang. Setelah memenuhi target itu, dia bisa membawa pulang uang antara Rp60.000 hingga Rp70.000.

“Setiap hari saya wajib setor Rp85.000 ke Dinas Perhubungan Kota Kupang. Kelebihan dari itu yang menjadi pendapatan saya, jadi pendapatan tiap hari tidak menentu,” ujarnya, Senin (18/7).

Walau demikian, Frans tetap bekerja keras. Walau pendapatannya tak menentu, Frans berhasil menyekolahkan anak-anaknya hingga bangku perguruan tinggi.

Untuk tambahan biaya hidup dan biaya sekolah anak-anak, Frans dan istri memelihara babi di belakang rumah. “Saya bertekad anak-anak harus kuliah,” tegasnya.

Yuliana Ninef pun tidak malu berkeliling ke rumah tetangga mengumpulkan makanan sisa. Demikian pula dengan Frans. Setelah pulang jaga parkir, ia menyinggahi tempat-tempat sampah di Kota Kupang untuk mencari makanan babi.

Perjuangan Ikut Tes Polri

Frans Lopo menceritakan perjuangan Valen mengikuti tes Polwan. Saat hendak mendaftar, berkas-berkas yang dibutuhkan belum lengkap, sehingga putrinya gagal mendaftar. Beruntung ada perpanjangan pendaftaran tiga hari.

Kesempatan itu benar-benar dimanfaatkan Valen yang dibantu kedua kakaknya melengkapi berkas lalu mendaftar. Berkasnya diterima dan mendapat nomor tes dari jalur Bakomsus Logistik.

Selama proses tes, Valen menghadapi beberapa kendala. Frans sempat ragu soal ijazah anaknya, karena saat mendaftarkan diri masih berstatus siswi kelas III SMK.

Keraguannya terbukti. Saat pemeriksaan administrasi akhir, ternyata pihak sekolah belum membagikan ijazah padahal batas waktu pemeriksaan administrasi sangat mepet.

Beruntung di hari terakhir, Valen bisa memperoleh ijazah sehingga berkas administrasi dinyatakan lengkap. Selama proses seleksi, Frans memberikan uang sebesar Rp50.000 sebagai biaya transportasi dan makan.

Terkadang seusai melaksanakan tugas jaga parkir, Frans menjemput Valen di lokasi seleksi, sehingga bisa menghemat biaya transportasi.

Frans menegaskan, tidak ada pungutan dan tanpa biaya selama proses pelaksanaan seleksi. “Saya hanya petugas parkir dengan penghasilan yang tidak menentu. Namun anak kami ada niat dan tekad, sehingga dia belajar dan berlatih sendiri. Puji Tuhan dia bisa lulus,” kata Frans.

Frans dan Yuliana mendukung penuh niat Valen mengikuti tes Polwan melalui doa dan motivasi. Setiap Valen hendak ke lokasi dan setelah pulang tes, keluarganya berkumpul dan berdoa bersama. “Kami selalu awali dan akhiri tes dengan doa,” tandasnya.

Frans dan Yuliana senang dengan proses yang ada, karena dilakukan secara transparan dan bersih. “Terima kasih Tuhan dan Polda NTT sehingga perjuangan anak yang awalnya tidak lulus bisa lulus,” ucap Frans.

Ia tidak menyangka akan ada penambahan kuota, sehingga Valen bisa terakomodir. “Saya hanyalah seorang tukang parkir, tapi anak saya bisa lulus tanpa bayaran dan kami benar-benar puas dengan proses dan hasil yang ada,” tutup Frans. [yan]

Sumber : Merdeka.com [https://bit.ly/3BIIhXc]

Loading