Dulu Aktor Kelas Papan Atas, Kini Ken Ken ‘Wiro Sableng’ Habiskan Masa Tua Sebagai Petani dan Pengusaha Wira Swasta. Sekarang Herning Sukendro alias Ken Ken begitu menikmati kehidupannya sebagai seorang petani.
Wiro Sableng dulu, Kini Wiro Swasta
Ya, setelah sempat meraih kejayaan sebagai selebriti melalui perannya sebagai Pendekar Kapak Maut Naga Geni 212 di sinetron ‘Wiro Sableng’, ia kini memilih menjauhi hiruk pikuk kota dan menggantungkan hidupnya pada bertani.
Dalam penampilan yang sederhana layaknya seorang petani, wajah Ken Ken tampak semringah kala ia menerima kedatangan kumparan di kediamannya di Cimande, Caringin, Bogor, baru-baru ini. Sambil mengajak kami berjalan-jalan di kebun, ia berbagi kisah mengenai kehidupan terkininya.
“Saya suka di pertanian. Badan saya gemuk sekarang. Saya senang,” ucap Ken Ken diselingi tawa kecil.
Kisah Awal Mula
Bermula kala menyadari aset yang tersisa dan dapat dimanfaatkannya hanya lahan, Ken Ken kemudian mulai belajar mengenai ilmu pertanian. Ia yakin, bidang tersebut cukup menjanjikan jika dikelola dengan baik di negara agraris ini.
Sebenarnya ketertarikan ken ken terhadap pertanian telah ada sejak ia masih aktif berlaga di layar kaca sebagai Wiro Sableng. Di sela syuting, tak jarang ia memperhatikan kehidupan penduduk desa di sekitar lokasi syuting dan sedikit demi sedikit berbincang-bincang dengan mereka.
“Di pertanian itu yang terpenting adalah senang dulu, enggak ujug-ujug langsung bertani,” ujarnya.
Profil & Biografi
Lelaki kelahiran 1957 itu kemudian mengaku lebih dahulu belajar banyak hal mengenai pertanian sebelum benar-benar menjalani pekerjaan barunya tersebut. Hanya saja, lantaran merasa tak cukup, Ken Ken memutuskan untuk terjun langsung menjadi petani.
“Saya belajar bertani dari nol banget. Awalnya baca buku. Enggak ngerti, akhirnya terjun ke pertanian yang belum pernah saya lakukan ketika masih hidup glamor. Awalnya, sih, repot. Aneh saja memang awalnya. Tapi, lama-lama terbiasa berteman sama petani sampai saya punya pegawai.
Investasi di Property Untuk Masa ‘Pensiun’
Ada dua lahan yang digunakan Ken Ken untuk menjalankan aktivitas bertaninya. Satu di Cianjur, seluas 6 hektar.
Sementara itu, satu lainnya terletak di Cimande dan mempunyai luas 5,8 hektar. Keduanya merupakan gabungan lahan milik Ken dan anggota keluarganya.
Ken Ken bersama keluarga memilih membudidayakan tanaman Korea di lahan yang terletak di Cianjur. Pada 2004, ia mulai dengan menanam melon Korea. Setelah berhasil, barulah kemudian lelaki kelahiran 1957 itu menjajal tanaman Korea lainnya, seperti kuari gochu, daikon, alkali, nasubi, hingga hobak.
“Dilihat dari harga, karena ini tanaman yang eksklusif dan enggak biasa ditanam di Indonesia, harganya cukup bagus. Harganya juga tetap, enggak akan turun,” ujar Ken Ken mengenai alasannya memilih membudidayakan tanaman Korea.
Pendelegasian dalam Manajemen dan Penglolaan Lahan
Untuk mengelola lahan keluarganya, Ken Ken tak lagi hanya bekerja bersama adik-adiknya. Ia telah mempekerjakan 14 orang, terlebih mengingat panen dilakukan setiap hari untuk tanaman yang berbeda.
Dulu, hasil pertanian tersebut dikirim ke Jakarta. Namun, kini Ken Ken dan keluarganya hanya menyediakan hasil panen untuk diambil sendiri oleh pihak supplier.
Dalam satu hari, keuntungan yang didapatkan tak menentu, berkisar Rp 700 ribu hingga Rp 5 juta. Hasil itu kemudian dibagi, sekitar Rp 2,5 juta per minggu untuk pegawai, dan sisanya untuk Ken Ken beserta keluarga.
Sementara itu, Ken Ken membudidayakan tanaman rempah kapulaga jawa atau kapol dan pepohonan jabon di lahan yang terdapat di Cimande. Terdapat sekitar lima ribu pohon jabon di sana yang kayunya akan dijual nantinya
Meski telah merasa bahagia dengan hidup sebagai petani di desa, Ken Ken mengaku belum puas. Ternyata masih ada keinginan dalam dirinya untuk kembali berkarya di dunia akting.
Masih Belum Puas?
“Saya tidak akan puas. Saya mau berkarya terus karena saya dilahirkan sebagai entertainer. Saya sangat rindu. Saya ingin menghibur mereka yang melalui media sosial sering meminta saya kembali berakting,” tandasnya sembari tersenyum.