Tidak mudah dalam mendidik anak jaman sekarang, apalagi hari ini perkembangan jaman terlalu pesat, terutama smartphone dan media sosial.
Sungguh tidak mudah meminta tolong dan menyuruh atau melarang anak-anak agar tak melakukan sesuatu, seringkali anak tidak mendengarkan pesanan dari orang tua.
Terlebih lagi, anak-anak bahkan lebih keras kepala dibandingkan orangtuanya. Kebanyakan orang tua sudah faham bahwa teriakan tidak akan bisa mengubah keadaan menjadi lebih baik, tapi entah kenapa hal itu masih terus diulang kembali.
Mungkin banyak yang bertanya-tanya, lalu bagaimana cara mendidik atau mendapatkan perhatian anak tanpa berteriak? Pakai teriak keras dan marah saja anak masih bandel, kata-kata orang tua gak diperhatiin, gimana kalau tanpa teriak? dan pertanyaan-pertanyaan semisalnya. Kalau orang jawa bilang “Omongane wong tuwo rak tau digugu”.
Tips Menasehati Anak Tanpa Membentak
Biasanya orang tua berteriak karena frustasi dengan tingkah si kecil, kata-kata sudah tidak digubris karena keasikan bermain. Ok, ikuti tips-tips berikut ini agar anak-anak mendengarkan, supaya tidak perlu berteriak dan membentak saat menasehati.
1. Utamakan tindakan daripada bentakan
Bukan berarti saat anak berbuat salah langsung ditindak dengan hukuman, tapi saat anak berbuat sesuatu yang tidak kita inginkan, ambilah tindakan yang tepat sebelum membentak.
Misal anak lari-lari dan kita khawatir kalau nanti jatuh, alih-alih berteriak sambil berkata “jangan lari-lari” dengan nada tinggi, cobalah pegang dia dan sentuh dengan lembut agar dia berhenti kemudian baru dinasehati agar tidak lari-lari lagi.
2. Fokus kepada apa yg anak-anak ingin lakukan, jangan yang Anda ingin mereka berhenti lakukan
Saat mereka melakukan sesuatu, mereka hanya ingin bermain. Melarang mereka bermain saat sedang asik-asiknya tidak akan digubris sama sekali.
Ini terutama berlaku pada anak kecil. Ketika Anda mengatakan “jangan main di panasan”, gambaran di kepala mereka justru main di tempat yang panas. Jika Anda mengatakan “mainnya di bawah pohon aja ya”, gambaran di kepala mereka menjadi main di bawah pohon yang rindang.
3. Puji, pujian, pujian!
Sedikit pujian akan sangat berarti. Ketika melihat bahwa anak-anak berbuat salah, pujilah dia meskipun itu terlalu mengada-ada.
Misal, jika anak berteriak dengan keras dan sedikit membentak, katakan padanya “Wow adek teriakannya kenceng banget, besok gedhe pengin jadi pemimpin upacara ya!, tapi kalau sama orang tua teriak gitu kayaknya gak sopan deh…”
Barulah setelah dipuji, anak diberi pengertian, itu lebih baik daripada “jangan berteriak, gak sopan tahu!”. Jangan lupa, usahakan beri sentuhan saat memberi nasihat.
4. Tetapkan batasan, dan pastikan mereka paham