Di meja makan yang dulu hangat,
kini dingin menyapa, sunyi berat.
Cinta yang terjalin dalam ikrar suci,
retak perlahan, hancur tak terselami.
Lelaki itu menatap kosong jauh ke depan,
di matanya terpantul wajah penyesalan tak berkesudahan, apa yg selama ini dia pendam, kini terbongkar tak terbendung.
Seorang wanita memeluk luka di dada,
menyisir tanya yang tak pernah usai.
Terbayang di benaknya sosok wanita yang asing namun muncul dalam cerita hidupnya,
menyulut api, membakar asa.
Janji manis bak angin berlalu,
meninggalkan abu, menyisakan kalut.
Dua hati yang dulu bersatu,
kini seolah berjarak di persimpangan buntu.
Kongsi cinta yang dulu mengembang, kini rapuh tenggelam, dalam gelap, api dendam terpendam.
Suara tangis dan tawa palsu, berpadu dalam irama sendu.
Pecah sudah ikatan yang rapat,
tinggal puing, menyapa sepi yang pekat.